Demonstrasi di Myanmar masih berlangsung. Gejolak di tengah pandemi belum usai. Kudeta yang di lakukan oleh militer tampaknya sangat serius, terbukti dengan status darurat militer yang di nyatakan selama satu tahun oleh angkatan bersenjata negara dan penguasaan negara serta badan-badan eksekutif, legislatif dan yudikatif di bawah kendali negara. Komandan Militer Jenderal Min Aung Hlaing.
Kudeta di Myanmar

Pada kudeta yang terjadi di Myanmar pada 1 Februari 2021, telah menangkap penasihat negara Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan beberapa aktivis yang peduli dengan demokrasi dan hak asasi manusia.
Penyebab dari aksi kudeta tersebut adalah kemenangan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi dalam pemilu sebesar 83%. Melihat kenyataan tersebut, pihak militer sebagai oposisi langsung sangat menentang. Mereka mengira kemenangan itu karena penipuan. Namun, badan penyelenggara pemilu Myanmar tidak menemukan bukti untuk mengklaim semua tuduhan yang di buat oleh militer.
Apa yang di lakukan oleh militer membuat beberapa warga Myanmar mengutuk kudeta tersebut dan mereka melakukan demonstrasi. Hingga saat ini, kekacauan di Myanmar belum usai. Korban demi korban terus berjatuhan, banyak nyawa yang hilang, namun cahaya perdamaian antara masyarakat dan TNI belum terlihat.
Korban Kudeta Militer Myanmar
Saya tidak tahu berapa banyak korban yang menjadi korban kudeta militer. Salah satunya adalah seorang wanita muda berusia 19 tahun bernama Kya Sin atau Ding Jia Xi yang harus merelakan nyawanya.

Dia tewas setelah di tembak di kepala saat mencoba menggosok di tengah gumpalan gas air mata untuk membuka keran agar para demonstran yang di beri gas bisa langsung membasuh wajahnya. Namun, tindakan heroik ini ada harganya. Peluru itu tanpa ampun menembus kepala.
Ma Kyal Sin adalah seorang atlet taekwnondo dan penari di Mandalay DA-Star Dance Club. Keputusannya untuk bergabung dalam aksi tersebut telah di pikirkan dengan matang. Faktanya, dia telah menulis pesan bahwa jika dia tidak pernah kembali, dia meminta anggota tubuhnya untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.

Di keluarganya, Kya Sin adalah satu-satunya anak yang orang tuanya berharap sukses. Namun, takdir mengatakan wanita berusia 19 tahun lainnya harus melepaskan harapan dan impian keluarga kecilnya.
Saat demonstrasi, Kya Sin mengenakan baju hitam bertuliskan “Everything will be OK“. Selain itu, ia juga mengenakan kartu identitas di bagian belakang yang memiliki informasi golongan darah di bagian belakang.
Sikap heroik yang di lakukan oleh remaja putri Kya Sin harus menjadi bahan refleksi bagi generasi muda khususnya Indonesia. Jiwa awet muda terus di pupuk agar tidak menjadikan mentalitas generasi tempe. Jika saat ini anak muda masih asyik bermain game online, maka tengoklah sosok Kya Sin yang merelakan masa mudanya untuk menikmati hidup.

Ma Kyal Sin adalah potret seorang pemuda yang telah mampu berpikir kritis dan peka terhadap masalah sosial. Dia mengerti tentang keadaan darurat negaranya. Dia menyadari bahwa tanah airnya sedang tidak baik. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, ia harus ikut andil dalam menjaga ketentraman negaranya meski nyawanya harus di gadaikan.
Selamat tinggal anak muda! Semoga kekacauan Myanmar segera berakhir.
Sumber: kaskus.co.id
Akhir Kata
Itulah informasi “Selamat Tinggal Ma Kyal Sin! Pahlawan Muda Myanmar Korban Kekerasan Kudeta Militer” yang dapat admin infosolution.biz sampaikan. Semoga bermanfaat.
Jika Anda menyukai artikel ini, jangan lupa klik lonceng yang ada di kanan bawah ya untuk mengetaui informasi terupdate dari kami. Serta ikuti juga fans page facebook , chanel youtube dan instagram kami. Selain itu, kami juga memiliki kumpulan source code di GitHub. Terima Kasih